Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui pelaksanaan Program Sawit Rakyat (PSR). Program nasional yang digagas oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) ini hadir sebagai solusi strategis untuk meremajakan kebun kelapa sawit rakyat yang telah memasuki usia tidak produktif.
Sejauh ini, Desa Telagasari menjadi desa pertama yang berhasil menyelesaikan seluruh tahapan PSR – mulai dari verifikasi hingga implementasi lapangan. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam membuktikan efektivitas program PSR sebagai solusi nyata yang berdampak bagi petani sawit.
Disusul oleh Desa Sukamaju, yang saat ini tengah menjalani proses replanting secara bertahap. Program ini melibatkan 253 petani dengan luas lahan mencapai 544,8 hektar. Capaian dua desa ini memperkuat peran KUD Gajah Mada sebagai fasilitator aktif yang konsisten dalam mendampingi petani menjalankan program peremajaan secara menyeluruh dan tepat waktu.
Ketua KUD Gajah Mada, Bapak Darmadi menegaskan bahwa semua pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi antara petani, koperasi, dan pemangku kepentingan lainnya. “Program PSR memberikan kemudahan akses bagi petani untuk memperbarui kebun mereka tanpa menanggung beban pembiayaan sendiri. Kami terus memastikan pendampingan teknis di setiap tahapan agar berjalan sesuai target,” ujarnya.
Langkah Lanjut: Perluasan Program PSR ke Desa-Desa Prioritas
Selanjutnya, Desa Sungai Kupang Jaya menjadi fokus program berikutnya. Verifikasi direncanakan berlangsung pada minggu Kedua Juli 2025 dengan total lahan 913 hektar. Desa ini diharapkan segera memasuki tahap replanting setelah seluruh dokumen administratif dan teknis dinyatakan lengkap.
Tiga desa lain yakni Pelajau Baru, Pulau Panci, dan Mandala juga telah ditetapkan sebagai peserta PSR tahap lanjutan. Ketiganya dijadwalkan memulai proses verifikasi secara serentak paling lambat akhir tahun 2025, dengan persiapan intensif yang mencakup pendataan petani, legalisasi lahan, serta edukasi teknis terkait proses replanting.
Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, KUD Gajah Mada telah menyusun rencana pengajuan PSR tahun 2026 dalam dua tahap:
- Semester I 2026: Fokus pengajuan di tiga desa prioritas, yaitu Pantai Baru, Bumi Asih, dan Pembelacanan, dengan cakupan lahan mencapai 1.026,89 hektar.
- Semester II 2026: Ekspansi program akan menjangkau empat desa tambahan: Sangking, Sei Nipah, Sidomulyo, dan Sungai Kupang, dengan total luasan mencapai 1.791,86 hektar.
Dengan demikian, total target luasan program PSR untuk tahun 2026 mencapai 2.818,75 hektar menjadikannya ekspansi terbesar dalam sejarah pelaksanaan PSR di bawah koordinasi KUD Gajah Mada.
Komitmen Menuju Sistem Perkebunan yang Modern dan Tangguh
KUD Gajah Mada percaya bahwa PSR bukan hanya sekadar program peremajaan kebun sawit, tetapi merupakan instrumen strategis untuk mendorong transformasi pertanian rakyat menuju sistem yang modern, efisien, dan berkelanjutan. Dengan pendekatan sistematis dan berbasis data, program ini diharapkan dapat menjadi model implementasi terbaik yang dapat direplikasi oleh koperasi lain di berbagai daerah.
Melalui kolaborasi semua pihak dan kepemimpinan koperasi yang progresif, PSR menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi desa berbasis sektor kelapa sawit sekaligus menjadi wujud nyata peran koperasi dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat secara inklusif.
